Rabu, 21 Januari 2009

Obama: Dari Irak ke Afghanistan

Warga dunia menaruh harapan besar kepada Presiden AS ke-44, Barrack Hussein Obama. Dalam setiap kampanyenya, presiden pertama Amerika yang berkulit hitam ini selalu mengusung satu kata; change, perubahan.

Tapi, apa yang terjadi saat ia memberikan pidatonya pelantikannya di Gedung Capitol, Washington, DC, kemarin? Selasa (20/1), tak sedikit pun kata yang terlontar dari bibirnya untuk menyinggung kebiadaban zionis atas warga Gaza, Palestina. Padahal koor isu utama yang aktual saat ini adalah Gaza. Ini yang dinanti-nanti.

Tapi, Obama hanya mengangkat isu untuk mencari jalan baru dalam bekerjasama dengan negara Muslim berdasarkan kepentingan dan saling menghormati. Obama lupa kekecewaan kolektif atas peristiwa Gaza dapat menjadi bumerang dan menurunkan kepercayaan dunia padanya. Apalagi, ia sendiri justru tidak menyinggung atau minimal menaruh duka bagi ribuan korban perang di sana.

Ironisnya, Obama justru akan menarik pasukannya dari Irak dan memindahkan sekitar 25 ribu tentaranya ke Afghanistan. Masya Allah. Apa-apan ini? Ada apa dengan Afghan? Jelas sudah, ia akan memuluskan impian zionisme untuk memecah belah negara Arab dan negeri Muslim. Kita mafhum, Afghanistan merupakan salah satu wilayah sentral kekuatan Islam.

Irak, Syiria, Libanon, tiga negara Arab yang notabene penduduknya Muslim ini telah dipecah. Bahkan, kini Irak dikuasai tiga kekuatan berbeda; Kelompok Suni, Syi’ah, dan Kurdistan. Sedangkan Afghanistan sendiri sudah dikuasai [belum secara mutlak] oleh AS. Apakah Obama masih penasaran untuk menghancurkan negara pejuang ini?

Ataukah setelah ini, Obama akan menggeser tentaranya ke Yaman untuk mengobrak abrik negara tersebut? Kemudian negara Arab lainnya, secara perlahan namun pasti akan terus terbelah seperti cita besar zionisme. Sementara pada kongres liga Arab beberapa waktu lalu, justru masih tersirat adanya pereselisihan internal antar negara Arab.

Masya Allah. Ukhuwah kita semakin menipis. Di satu sisi, langkah ini dimanfaatkan betul oleh zionisme. Pidato Obama yang ditunggu-tunggu jutaan warga dunia Muslim ternyata nothing. NOL BESAR. Warga Gaza pun, tak sedikit menaruh simpatik atau harapan bagi Obama. Apalagi, Obama sendiri tak ubahnya dengan bekas pemimpin AS lainnya. Bahkan, kepongahannya melebihi pendahulunya, Bush.

Akhi, Indonesia sendiri, menurut penulis, terlalu berlebih dalam merespon agenda pelantikan Obama lalu. Sebagian besar stasiun televisi swasta di Tanah Air menyiarkan secara langsung pidato pelantikan hingga dini hari. Kita belum sadar, apa iya pelantikan presiden RI juga disiarkan live oleh televisi AS?

Akhi, satu hal yang pasti. Mari kita terus berupaya menjaga iman dan akhlak kita untuk memperkuat ukhuwah sesama. Jangan biarkan lubang kebencian menjadi sekat perbedaan kita. Rabbanagh fir lana walii ihwaninalladzina sabakuuna bil iman. Wala taj al fii kuluubinaa ghilla lilladzina, Rabbana innaka ra’uffurahim. Amin. Wallahu a’alam bish shawab