Peristiwa

Jumat, 03 April 2009

Arina

Menteri Perindustrian RI Fahmi Idris menyatakan dukungannya terhadap mobil buatan dalam negeri, salah satunya mobil mini hasil rancangan dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mobil tersebut diberi nama Arina alias armada Indonesia.

Fahmi mengaku bangga dan sangat berapresiasi atas kehadiran mobil buatan dalam negeri tersebut. "Mudah-mudahan ini menjadi salah satu mobil dalam negeri," ujarnya. Fahmi menyempatkan diri melihat mobil prototipe mobil microcar atau mobil dengan ukuran sangat mini bermerek Arina kepanjangan dari armada Indonesia.

Mobil Arina memiliki panjang sekitar 3 meter dengan volume ruang sekitar 2.400 liter dengan kapasitas tempat duduk untuk dua orang dan tempat bagasi. Alasan utama pembuatan microcar, untuk tujuan ekonomis dan efisiensi, karena konsumsi bahan bakar jenis premiumnya sekitar 40 kilometer/liter.

Harga jual mobil mungil yang diprakarsai oleh salah satu Dosen Teknik Mesin Unnes tersebut, diperkirakan sekitar Rp30 juta per unit. [sumber; antara]


Wah bagus sekali. Tentu ini harus diapresiasi. Tapi harga yang relatif terjangkau bagi sebagian masyarakat, nantinya malah bikin macet gak ya? Kayak di India. Kontroversi produksi dalam negerinya banyak juga ditentang warga. Semoga tidak dengan Arina ini. Maju terus teknologi dan otomotif bangsaku.

Rabu, 21 Januari 2009

Yuuk, Shalat


Akhi, ..
Tentu smua paham shalat tiang agama. Tapi Akhi, mungkin masih ada diantara kita yang menunda ato meninggalkan shalat.

Akhi, saya tak ingin menggurui. Tapi mohon, izinkan saya menyita waktu kalian 10 detik, untuk mengamati sopir taksi yang mulia ini.
Smoga ada ibrah yang kita petik, amin. Tks, all.
foto; by milis tetangga.

Obama: Dari Irak ke Afghanistan

Warga dunia menaruh harapan besar kepada Presiden AS ke-44, Barrack Hussein Obama. Dalam setiap kampanyenya, presiden pertama Amerika yang berkulit hitam ini selalu mengusung satu kata; change, perubahan.

Tapi, apa yang terjadi saat ia memberikan pidatonya pelantikannya di Gedung Capitol, Washington, DC, kemarin? Selasa (20/1), tak sedikit pun kata yang terlontar dari bibirnya untuk menyinggung kebiadaban zionis atas warga Gaza, Palestina. Padahal koor isu utama yang aktual saat ini adalah Gaza. Ini yang dinanti-nanti.

Tapi, Obama hanya mengangkat isu untuk mencari jalan baru dalam bekerjasama dengan negara Muslim berdasarkan kepentingan dan saling menghormati. Obama lupa kekecewaan kolektif atas peristiwa Gaza dapat menjadi bumerang dan menurunkan kepercayaan dunia padanya. Apalagi, ia sendiri justru tidak menyinggung atau minimal menaruh duka bagi ribuan korban perang di sana.

Ironisnya, Obama justru akan menarik pasukannya dari Irak dan memindahkan sekitar 25 ribu tentaranya ke Afghanistan. Masya Allah. Apa-apan ini? Ada apa dengan Afghan? Jelas sudah, ia akan memuluskan impian zionisme untuk memecah belah negara Arab dan negeri Muslim. Kita mafhum, Afghanistan merupakan salah satu wilayah sentral kekuatan Islam.

Irak, Syiria, Libanon, tiga negara Arab yang notabene penduduknya Muslim ini telah dipecah. Bahkan, kini Irak dikuasai tiga kekuatan berbeda; Kelompok Suni, Syi’ah, dan Kurdistan. Sedangkan Afghanistan sendiri sudah dikuasai [belum secara mutlak] oleh AS. Apakah Obama masih penasaran untuk menghancurkan negara pejuang ini?

Ataukah setelah ini, Obama akan menggeser tentaranya ke Yaman untuk mengobrak abrik negara tersebut? Kemudian negara Arab lainnya, secara perlahan namun pasti akan terus terbelah seperti cita besar zionisme. Sementara pada kongres liga Arab beberapa waktu lalu, justru masih tersirat adanya pereselisihan internal antar negara Arab.

Masya Allah. Ukhuwah kita semakin menipis. Di satu sisi, langkah ini dimanfaatkan betul oleh zionisme. Pidato Obama yang ditunggu-tunggu jutaan warga dunia Muslim ternyata nothing. NOL BESAR. Warga Gaza pun, tak sedikit menaruh simpatik atau harapan bagi Obama. Apalagi, Obama sendiri tak ubahnya dengan bekas pemimpin AS lainnya. Bahkan, kepongahannya melebihi pendahulunya, Bush.

Akhi, Indonesia sendiri, menurut penulis, terlalu berlebih dalam merespon agenda pelantikan Obama lalu. Sebagian besar stasiun televisi swasta di Tanah Air menyiarkan secara langsung pidato pelantikan hingga dini hari. Kita belum sadar, apa iya pelantikan presiden RI juga disiarkan live oleh televisi AS?

Akhi, satu hal yang pasti. Mari kita terus berupaya menjaga iman dan akhlak kita untuk memperkuat ukhuwah sesama. Jangan biarkan lubang kebencian menjadi sekat perbedaan kita. Rabbanagh fir lana walii ihwaninalladzina sabakuuna bil iman. Wala taj al fii kuluubinaa ghilla lilladzina, Rabbana innaka ra’uffurahim. Amin. Wallahu a’alam bish shawab

Rakyat Gaza masih Butuh Doa

Gencatan senjata antara Israel-Palestina akhirnya terwujud pada Senin (19/1). Ironisnya, gencatan ini terjadi tepat satu hari sebelum pelantikan Presiden terpilih AS, Barrack Obama. Beragam spekulasi pun muncul, gencatan itu tentu memiliki motif dan agenda terselubung yang masih tersembunyi. Komitmen Obama tentang perubahan pun, menjadi taruhan. Di satu sisi manuver-manuver Israel di kemudian hari, masih akan mengancam.

Terlepas dari itu semua, bekas luka pembantaian di Gaza tak mungkin hilang dalam sekejap. Apalagi jika melihat fakta kondisi yang menimpa warga Palestina. Mengacu data Badan Statistik Palestina, sedikitnya 1.300 warga Gaza meregang nyawa, sebanyak 400 diantaranya anak-anak. Sekitar 5.300 orang lainnya luka-luka.

Selain itu, sekitar 5.000 bangunan rata dengan tanah, ribuan infrastruktur lainnya tak lagi dapat digunakan. Rinciannya, sekitar 1.600 bangunan rusak parah, 1.500 toko hancur, sebanyak 20 masjid dibombardir. Selanjutnya, 18 gedung sekolah luluh lantah, jembatan, pipa pembuangan sampah, termasuk saluran air rusak berat. Agresi biadab ini telah melumpuhkan sebanyak 14 persen dari total infrastruktur di Gaza.

Belum lagi adanya 80 persen air minum di bawah standar dan seluruh rumah sakit tak mampu lagi menampung ribuan korban luka. Apalagi, gudang tempat penyimpanan bantuan makanan dan pengobatan milik PBB turut menjadi korban kebiadaban Zionis. Sedikitnya dibutuhkan Rp 1,1 triliun dan waktu lima tahun untuk mengembalikan kondisi Gaza seperti semula. Rekonstrusi Gaza ini pun, masih terlalu prematur.

Bantuan dari negara Arab sebesar Rp 2 triliun lebih masih menyisakan polemik. Apakah bantuan itu akan diserahkan kepada pemerintahan Mahmoud Abbas atau dihibahkan kepada HAMAS yang menjadi penguasa dan memiliki otoritas penuh di Gaza. Kita berharap pemulihan ini dapat menjadi momentum manis bagi terciptanya persatuan antara HAMAS dan Fatah. Persatuan dan kebangkitan rakyat Palestina sangat dibutuhkan untuk melawan Zionis Israel.

Jika menengok ke belakang, siapa pun tentu sepakat. Kebiadaban zionis Israel ini di luar batas kemanusiaan. Salah satu buktinya, saat peristiwa pembantaian terhadap seorang balita warga Jabaliya (sebelah Utara Gaza), yang masih berusia empat tahun. Ia ditembaki di depan orangtua dan keluarganya.

Di saat keluarganya ingin mendekat dan menolong gadis cilik itu, peluru demi peluru zionis terus membabai buta. Akibatnya, keluarga yang lain turut meregang nyawa, menjemput ajal. Semoga mereka menjadi Syuhada.

Pembantaian tidak berhenti di situ. Balita yang terkulai itu sengaja dijadikan makanan anjing yang dibawa tentara Zionis. Tubuhnya robek, tercabik-cabik. Lima hari berikutnya, keluarga gadis berniat menguburkan jenazah gadis cilik tersebut. Namun, belum sempat mendekati jenazah, berondongan peluru terus dimuntahkan. Hingga kematian demi kematian tak mampu dihindari.

Kondisi serupa yang menimpa balita dan anak-anak Palestina diperkirakan juga terjadi di kawasan lain sekitar Gaza. Mereka tewas dalam kondisi mengenaskan. Bangunan yang luluh lantah, warga Palestina yang dibantai, maupun segala kondisi pascaperang diprediksi bakal lebih buruk ketimbang saat perang berkecamuk.

Kecaman demi kecaman dari PBB, tak mempengaruhi kondisi itu. Bahkan Israel sendiri telah mengabaikan sedikitnya 69 resolusi yang dikeluarkan PBB. Dunia marah. Tapi, Zionis tetap tak bergeming. Ironisnya, warga Israel sendiri justru menjadikan pembantaian itu sebagai ajang tontonan. Padahal rakyat Palestina berdarah. Darah mereka masih terus mengalir.

Warga Askhelon, Israel, justru senang menikmati bunyi dentuman bom demi bom yang menewaskan ribuan warga sipil Gaza, Palestina. Warga Israel menonton dengan tersenyum, tertawa, berpelukan antar lawan jenis seperti merayakan HARI BUKAN KEMANUSIAAN yang diprakarsai penjahat perang Ehud Olmert dan pendukung setianya.

Kendati telah begitu banyak pengorbanan yang dilakukan warga dan pejuang Palestina, datang kabar yang menyejukkan. Seperti dilansir Tv One yang merelay dari stasiun televisi Aljazera, melaporkan tokoh Al Qassam, salah satu sayap militer HAMAS, mengklaim serangan Israel tak memiliki pengaruh apa-apa untuk melumpuhkan kekuatan HAMAS.

Berkat pertolongan Allah perang selama tiga pekan lebih yang sangat tidak seimbang itu, hanya menewaskan 48 pejuang HAMAS. Selama itu pun, Israel lebih banyak menyerang warga sipil tak berdaya, rakyat tak bersenjata tanpa alasan logis, dan menyerang bangunan fasilitas umum tapi tak sanggup menurunkan kekuatan yang dimiliki HAMAS.

Tokoh Al Qassam sendiri berjanji akan meningkatkan kecanggihan teknologi persenjataannya untuk melindungi warga Palestina. Pada saat yang sama, warga Gaza tetap akan mempertahakan akidah dan tanah kelahirannya hingga titik darah penghabisan. Mereka mengaku tidak memiliki apa-apa, kecuali Allah. Dengan meyakini hal ini, mereka terus bersikap optimistis, seluruh sendi kehidupan akan kembali bangkit.

Bahkan, pasca gencatan senjata ribuan warga Palestina merayakan kemenangan di sembilan kota. Antara lain, di Jabaliya, Gaza, dan kota lain yang menjadi target serangan Israel. Sesuai dengan namanya, HAMAS; Harokah Mukowamah Islamiyah, semangat itu takkan pernah surut meski melawan makhluk bukan manusia, seperti zionis.

Melalui kesempatan ini, izinkan penulis untuk sekali lagi mencoba mengingatkan, aksi solidaritas Palestina di penjuru bumi tak pernah padam. Sebab saudara kita di Palestina berdarah. Jenazah balita ada yang tercabik-cabik. Darah mereka masih mengalir. Suara tangis belum berhenti, banyak yang mengais rejeki di puing reruntuhan bangunan.

Mari kita juga ikut membantu warga Palestina. Minimal dengan melantunkan doa bagi mereka setiap selesai shalat. Allahummansur ihwaninall muslimiina wal mujahidinaa fii Filistin. Wal mujahidinaa fii Filistin, wal mujahidinaa fii Filistin, wal mujahidinaa fii kulli maakan wa fii kulli zaman, amin. Hasbunallah wa’ni’mal wakil. Ni’mal maula wanni’man nashir.

Sabtu, 17 Januari 2009

Saat Terakhir di Tepi Kenangan

Photobucket

Bunda..
Andai sluruh isi dunia ini bisa ku miliki,
smua itu tetap tak mampu membalas jasamu.

Bunda..
Andai ku ingat saat itu,
ku kan memohon agar Malaikat Izrail
juga memanggilku.

Tapi Bunda..
Bukankah kau mengajariku untuk dapat kuat, apapun yang terjadi.
Bumi pun masih tetap berputar.

Aku hanya bisa berharap.
Seiring putaran bumi, untaian doaku akan slalu menemanimu.
Menemani tidur lelapmu di taman surga.

Ya Allah, tinggikan derajat orangtuaku, kami; umat Muslim
pengunjung dan penulis blog ini.
Tinggikanlah derajat kami di sisi-Mu.
Di sisi seluruh hamba-Mu.

[tiba-tiba, ku ingat hari kemarin]

Jumat, 16 Januari 2009

Para Pemimpin, Tolong.


P
ara pemimpin dunia, tolong.
Sebentar saja, renungkan apa yang terjadi di Gaza.

Para pemimpin dunia, tolong. Sluruh pnduduk bumi ini sudah marah.
Kecaman tak dibutuhkan bagi warga Palestina.

Masjid, pemakaman, sekolah, rumah sakit, hingga gudang PBB untuk
menampung bantuan makanan dan obat-obatan telah dibumihanguskan
Zionis laknat.

Para pemimpin dunia, tolong. Mereka berdarah. Penduduk bumi ini masih marah.
Seret olmert dan petinggi Israel serta AS ke mahkamah internasional.
Bolivia dan Venezuela, telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

Para pemimpin dunia Arab, mari bergeraklah.
Kalian memiliki kekuatan politik dan kekuatan untuk menekan Israel.
Para pemimpin dunia Arab, rakyat Gaza berdarah.
Darah mereka masih terus mengalir.
Para pemimpin dunia, tolong.
Kalian memiliki kekuatan untuk menghentikan smua ini.
Tinggal hidayah dan kemauan tinggi yang dibutuhkan
untuk membantu warga Gaza.

Allahuakbar.. maafkan kami kaum Muslimin Ya Allah. Tak lagi mampu menjaga ukhuwah.
Maafkan kami Ya Rabbul Ghaffar. Belum mampu memenuhi panggilan-Mu.
Beri kami kekuatan Ya Rab. Beri kami kekuatan untuk meluluh lantahkan musuh-musuh Mu.

Suatu saat yang Rasul janjikan pasti datang. Aku meyakini itu.
Hari dimana kaum Zionis bersembunyi di belakang batu dan pohon,
hingga kedua makhluk-Mu itu berkata; "Wahai Kaum Mu'minin, di belakang
saya ada orang Yahudi bersembunyi," kata batu dan pohon.

Aku meyakini, hari itu akan tiba. Tapi, dengan kekuatan-Mu, izinkanlah
sebelum hari itu tiba, mohon hentikanlah kebiadaban Zionis terhadap saudara
kami, amin. Maafkan kami Ya Rab..

Foto; by google images

Rabu, 14 Januari 2009

Photobucket


Suatu saat, hari itu akan tiba kok.
Insya Allah. The faith will remove mountain, isn't?
Ala kuli hal, i dedicated just 4U, HuN..
Met Muharram, Smga kita mampu
hijrah ke arah yang lebih baek.
MUBMKB